Rabu, 03 November 2010

PENYEJUK JIWA, SHOLAT LAHHHHH ...

         MACAM-MACAM SHOLAT


KATEGORI:

 
1. Sholat orang jahil.

Sholat orang jahil ialah shalat yang dilakukan oleh orang yang tidak memiliki ilmu tentang shalat. Dia tidak tahu tentang rukun dan sunat dalam shalat serta shalat tanpa peraturan yang telah ditetapkan syariat. Karena itu sejak awal shalatnya tidak diterima bahkan ia berdosa karena tidak belajar tentang ilmu shalat.
2. Sholat orang lalai.

Sholat orang lalai ialah shalat yang walaupun sempurna lahirnya tetapi hatinya sama sekali tidak ikut dalam shalat. Bermacam-macam hal yang diingat sewaktu berdiri, rukuk, sujud dan duduk dalam sholat itu. Dari awal hingga akhir sholatnya, sedikit pun tidak ingat Allah. sholat seperti itu akan dianggap sebagai dosa bukannya mendapat pahala. Allah berfirman :
Terjemahannya : Neraka Wail bagi orang yang sholat. Yang mereka itu lalai dalam sholatnya.(Al Maa’un : 45)
3. Sholat orang yang setengah lalai setengah khusyuk.

Shalat yang ketiga ialah sholat yang di dalamnya terjadi tarik-menarik dengan syaitan. Artinya orang itu selalu merasakan bila syaitan mulai membuat dirinya lalai dari mengingat Allah. Cepat-cepat dikembalikan ingatannya pada Allah. Begitulah seterusnya terjadi hingga akhir shalat. Ada waktu lalai dan ada waktu khusyuk. sholat seperti itu tidak berdosa dan tidak juga berpahala, tetapi dimaafkan oleh Allah.
4. sholat orang khusyuk.

Sholat orang khusyuk ialah sholat orang yang terus mengingat Allah di sepanjang sholatnya serta memahami apa yang dibacanya dalam shalat. Orang itu dapat merasakan bahwa dia sedang menghadap Allah. Perhatiannya hanya kepada Allah. Bagi orang tersebut, sholatnya berarti menunaikan janji kepada Allah, memohon ampun kepada Allah, mengharap kepada Allah, menghina diri kepada Allah dan mengagungkan Allah.
sholat seperti itulah yang akan menghapuskan dosa, memperbaharui ikrar (yang pernah diucapkan di alam ruh), menguatkan iman, mendekatkan hati kita kepada Allah, meningkatkan takwa dan mengelakkan diri dari perbuatan keji dan mungkar. Itulah keuntungan di dunia. Dan di akhirat Allah akan menganugerahkan pahala syurga yang penuh kenikmatan.
5. Sholat Nabi-Nabi dan Rasul.

Sholat yang kelima ialah tingkat tertinggi yaitu sholat para Nabi dan Rasul. Mereka itu khusyuknya luar biasa. Mereka benar-benar melihat Allah dengan mata hati. Dalam sholat, mereka seakan-akan sedang bercakap-cakap dengan Allah. Sebab itu mereka tidak pernah jemu melakukan sholat. Sebagaimana indahnya perasaaan hati orang yang dapat bertemu kekasihnya, begitulah indahnya perasaan mereka itu dalam sholat.
Salah satu perkara utama yang disukai oleh Rasulullah SAW adalah shalat. "Shalat penyejuk mataku," sabda Rasulullah. Syurga yang akan Allah anugerahkan pada mereka adalah syurga tertinggi yang tidak dapat dicapai oleh orang-orang awam seperti kita.
Jadi tugas kita sekarang ialah memperbaiki shalat kita sekaligus memperbanyaknya. Untuk itu sekali lagi kita mesti mujahadah. Hanya dengan mujahadah kita dapat meningkatkan iman dan memperbanyak amal soleh. Serta hanya dengan iman dan amal soleh saja kita akan dapat membangun dan menghias rumah kita di akhirat nanti.

Senin, 01 November 2010

CRITA ASAL MULA KOTA SURABAYA

Dahulu, di lautan luas sering terjadi perkelahian antara ikan hiu Sura dengan Buaya. Mereka berkelahi hanya karena berebut mangsa. Keduanya sama-sama kuat, sama-sama tangkas, sama-sama cerdik, sama-sama ganas, dan sama-sama rakus. Sudah berkali-kali mereka berkelahi belum pernah ada yang menang atau pun yang kalah. Akhimya mereka mengadakan kesepakatan.
“Aku bosan terus-menerus berkelahi, Buaya,” kata ikan Sura.
“Aku juga, Sura. Apa yang harus kita lakukan agar kita tidak lagi berkelahi?” tanya Buaya.
Ikan Hiu Sura yang sudah memiliki rertcana untuk menghentikan perkelahiannya dengan Buaya segera menerangkan.
“Untuk mencegah perkelahian di antara kita, sebaiknya kita membagi daerah kekuasaan menjadi dua. Aku berkuasa sepenuhnyadi dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air, sedangkan kamu berkuasa di daratan dan mangsamu harus yang berada di daratan. Sebagai batas antara daratan dan air, kita tentukan batasnya, yaitu tempat yang dicapai oleh air laut pada waktu pasang surut!”
“Baik aku setujui gagasanmu itu!” kata Buaya.
Dengan adanya pembagian wilayah kekuasaan, maka tidak ada perkelahian lagi antara Sura dan Buaya. Keduanya telah sepakat untuk menghormati wilayah masing-masing.
Tetapi pada suatu hari, Ikan Hiu Sura mencari mangsa di sungai. Hal ini dilakukan dengan sembunyi-sembunyi agar Buaya tidak mengetahui. Mula-mula hal ini memarig tidak ketahuan. Tetapi pada suatu hari Buaya memergoki perbuatan Ikan Hiu Sura ini. Tentu saja Buaya sangat marah melihat Ikan Hiu Sura melanggar janjinya.
“Hai Sura, mengapa kamu melanggar peraturan yang telah kita sepakati berdua? Mengapa kamu berani memasuki sungai yang merupakan wilayah kekuasaanku?” tanya Buaya.
Ikan Hiu Sura yang tak merasa bersalah tenang-tenang saja. “Aku melanggar kesepakatan? Bukankah sungai ini berair.
Bukankah aku sudah bilang bahwa aku adalah penguasa di air? Nah, sungai ini ‘kan ada airnya, jadi juga termasuk daerah kekuasaanku,” kata Ikan Hiu Sura.
“Apa? Sungai itu ‘kari tempatnya di darat, sedangkan daerah kekuasaanmu ada di laut, berarti sungai itu adalah daerah kekuasaanku!” Buaya ngotot.
“Tidak bisa. Aku “kan tidak pernah bilang kalau di air hanya air laut, tetapi juga air sungai,” jawab Ikan Hiu Sura.
“Kau sengaja mencari gara-gara, Sura?”
“Tidak! Kukira alasanku cukup kuat dan aku memang di pihak yang benar!” kata Sura.
“Kau sengaja mengakaliku. Aku tidak sebodoh yang kau kira!” kata Buaya mulai marah.
“Aku tak peduli kau bodoh atau pintar, yang penting air sungai dan air laut adalah kekuasaanku!” Sura tetap tak mau kalah.
“Kalau begitu kamu memang bermaksud membohongiku ? Dengan demikian perjanjian kita batal! Siapa yang memiliki kekuatan yang paling hebat, dialah yang akan menjadi penguasa tunggal!” kata Buaya.
“Berkelahi lagi, siapa takuuut!” tantang Sura dengan pongahnya.
Pertarungan sengit antara Ikan Hiu Sura dan Buaya terjadi lagi. Pertarungan kali ini semakin seru dan dahsyat. Saling menerjang dan menerkam, saling menggigit dan memukul. Dalam waktu sekejap, air di sekitarnya menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka-luka kedua binatang itu. Mereka terus bertarung mati-matian tanpa istirahat sama sekali.
Dalam pertarungan dahsyat ini, Buaya mendapat gigitan Ikan Hiu Sura di pangkal ekornya sebelah kanan. Selanjutnya, ekornya itu terpaksa selalu membelok ke kiri. Sementara ikan Sura juga tergigiut ekornya hingga hampir putus lalu ikan Sura kembali ke lautan. Buaya puas telah dapat mempertahankan daerahnya.
Pertarungan antara Ikan Hiu yang bernama Sura dengan Buaya ini sangat berkesan di hati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, nama Surabaya selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa ini. Dari peristiwa inilah kemudian dibuat lambang Kota Madya Surabaya yaitu gambar ikan sura dan buaya.
Namun adajugayang berpendapat Surabaya berasal dari Kata Sura dan Baya. Sura berarti Jaya atau selamat Baya berarti bahaya, jadi Surabaya berarti selamat menghadapi bahaya. Bahaya yang dimaksud adalah serangah tentara Tar-tar yang hendak menghukum Raja Jawa.Seharusnya yang dihukum adalah Kertanegara, karena Kertanegara sudah tewas terbunuh, maka Jayakatwang yang diserbu oleh tentara Tar-tar. Setelah mengalahkan Jayakatwang orang-orang Tar-Tar merampas harta benda dan puluhan gadis-gadis cantik untuk dibawa ke Tiongkok. Raden Wijaya tidak terima diperlakukan sepereti ini. Dengan siasat yang jitu, Raden Wijaya menyerang tentara Tar-Tar di pelabuhan Ujung Galuh hingga mereka menyingkir kembali ke Tiongkok.
Selanjutnya, dari hari peristiwa kemenangan Raden Wijaya inilah ditetapkan sebagai hari jadi Kota Surabaya.
Surabaya sepertinya sudah ditakdirkan untuk terus bergolak. Tanggal 10 Nopmber 1945 adalah bukti jati diri warga Surabaya yaitu berani menghadapi bahaya serangan Inggris dan Belanda.
Di jaman sekarang, pertarungan memperebutkan wilayah air dan darat terus berlanjut. Di kala musim penghujan tiba kadangkala banjir menguasai kota Surabaya. Di musim kemarau kadangkala tenpat-tempat genangan air menjadi daratan kering. Itulah Surabaya.

AL-QUR'AN SUMBER ILMU PENGETAHUAN

Al-Quranulkarim kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad  s.a.w, untuk menjadi panduan bagi ummat manusia seluruhnya. Kandungan isinya meliputi semua bidang kehidupan manusia didunia dan diakhirat. Ia mengandungi Perintah dan Larangan, khabar gembira dan duka, sejarah ummat dahulu kala untuk dijadikan teladan bagi ummat kini dan ummat yang akan datang, dan berbagai Ilmu Pengetahuan lainnya. Kebenaran al-Quran tidak dapat dipertikaikan.Banyak usaha yang telah dijalankan oleh manusia untuk menandingi al-Quran, tapi usaha mereka sia-sia sahaja.
Allah berfirman yang maksudnya:
"Katakanlah, sesungguhnya jika sekiranya berkumpul manusia dan jin untuk membuat serupa al-Quran,niscaya mereka tidak akan sanggup membuatnya, meskipun sebahagian mereka menjadi pembantu bagi sebahagian yang lainnya."
(al-Isra' ayat 88)
Meskipun al-Quranulkarim diturunkankan kepada nabi Muhammad s.a.w. lebih dari 1400 tahun yang lalu, dan Nabi Muhammad s.a.w, kita ketahui semenjak kecil telah menjadi anak yatim piatu. Nabi s.a.w, tidak pernah berguru kepada sesiapapun. Sudah tentu jika sekiranya al-Quran bikinan manusia, maka manusia lainnya yang telah mendapat pendidikan yang tinggi dalam bidang bahasa dan sastra Arab, dan mempunyai Ilmu Pengetahuan yang luas dalam berbagai bidang Ilmu Pengetahuan, tentu sahaja dapat menandingi al-Quranulkarim. Kenyataan yang kita lihat tidak ada yang sanggup menandingi al-Quran walaupun ramai yang telah mencubanya. Al-Quranulkarim mendapat penjagaan langsung dari Allah s.w.t, sebagaimana firman Allah:
"Sesungguhnya telah Kami turunkan peringatan (al-Quran )dan sesungguhnya Kami memeliharanya." (al-Hijr ayat 9)
Mereka yang beriman dan mempunyai Ilmu Pengetahuan mendapat tempat yang istimewa disisi Allah s.w.t.perhatikan firman Allah yang maksunya:
" Allah mengangkat orang yang beriman dari golonganmu dan juga orang-orang yang dikurniakan Ilmu Pengetahuan hingga beberapa darjat" (al-Mujadalah ayat 11)
Ayat yang pertama sekali diturunkan Allah adalah ayat yang perintah membaca dan menulis. Banyak membaca, maka banyak pula Ilmu Pengetahuan yang akan diketahui. Pandai menulis, maka dapatlah Ilmu Pengetauan yang kita ketahui itu disebar luaskan kedalam masyarakat, malah jika mutunya baik, akan men menjadi bacaan dan panduan bagi ummat dimasa yang akan datang.
Jika disimpulkan isi al-Quran antaranya hal-hal yang berkenaan:
Keimanan, Kehidupan dialam akhirat, suruhan dan larangan, akhlak yang mulia, ekonomi, sosial, sejarah, dan berbagai Ilmu Pengetahuan lainnya. Marilah kita mempelajari dan mendalami al-Quran, Insya Allah nanti kita akan mengetahui betapa hebatnya kandungan al-Quran.

AL-QUR'AN SEBAGAI KITAB ILMU PENGETAHUAN

Allah SWT berfirman
“ Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan perantaraan Qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq: 1 – 5)
Ayat-ayat ini merupakan ayat-ayat Al-Quran yang pertama kali diturunkan, yang merupakan permulaan rahmat dan nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Salah satu kenikmatan tersebut adalah ilmu, yang dengan adanya ilmu tersebut, manusia dimuliakan dan dihormati. Ilmu pengetahuan merupakan keistimewaan Adam atas para malaikat, di mana Allah mengajarkan nama-nama benda yang nama-nama tersebut tidak diketahui oleh malaikat. Dalam ayat ini Allah menyatakan megajarkan ilmu kepada manusia melalui perantaraan Qalam.
Ilmu pengetahuan yang dimaksudkan adalah ilmu-ilmu eksak, seperti ilmu fisika, biologi, kimia, ilmu falak, kedokteran, maupun ilmu-ilmu sosisal, seperti sosiologi, psikologi, ekonomi, sastra, dan lain-lain. Termasuk pula di dalamnya adalah ilmu-ilmu agama, seperti aqidah, ibadah, akhlaq, muamalah, fiqh dan lain-lain.
Al-Quran tidak hanya menyebutkan secara eksplisit semua ilmu pengetahuan tersebut. Namun Al-Quran memerintahkan kepada manusia untuk menuntut ilmu. Dalam hal ini Al-Quran telah menyebutkan dalam banyak ayat, tentang urgensi ilmu pengetahuan, kedudukan orang yang beriman dan berilmu, etika menuntut dan menyampaikan ilmu, etika dalam majelis ilmu, keburukan dan akibat orang-orang yang tidak mau menuntut ilmu, dan lain-lain.
Urgensi Ilmu Pengetahuan dan Kedudukan Orang Berilmu
Allah SWT berfirman
“Allah menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (QS. Al-Baqarah:269)
Allah telah menyebutkan bahwa orang yang telah diberi ilmu (al-hikmah) adalah orang yang mendapat anugerah yang banyak, mengingat pentingnya ilmu tersebut bagi manusia.
Ilmu pengetahuan yang bermanfaat akan semakin mempertebal keimanan seseorang dan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT
“Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.” (QS. Ali Imran: 7)
“Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mu’min, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Qur’an), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.” (QS. An-Nisaa’:162)
Allah secara tegas menyatakan akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu. Dua syarat tersebut, yakni beriman dan berilmu, harus dipenuhi dalam diri seseorang untuk meraih derajat yang tinggi. Dan ilmu akan melebihkan seseorang dari hamba-hamba yang beriman lainnya.
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, “Berlapang-lapanglah dalam majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujaadilah: 11)
“Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambaNya yang beriman.” (QS. An-Naml:1 5)
Ayat-ayat Ilmu Pengetahuan dalam Al-Quran
Salah satu fungsi al-Quran adalah sebagai kitab ilmu pengetahuan. Namun demikian, Al-Quran bukanlah kitab ilmiah/kitab sains murni seperti kitab-kitab sains selama ini. Al-Quran adalah kitab petunjuk bagi kebahagiaan dunia dan akhirat, termasuk pula di dalam nya adalah petunjuk tersirat dan tersurat tentang berbagai ilmu pengetahuan.Hakikat ilmu-ilmu pengetahuan yang disebut dalam Al-Quran disebutkan secara singkat namun padat makna, sehingga untuk mengungkap makna yang terkandung di dalamnya, perlu dilakukan kajian yang sangat mendalam, karena keterbatasan ilmu manusia dan luasnya ilmu Allah SWT. Adapun seringkali ditemukan beberapa kasus yang seolah-olah bertentangan antara hasil temuan manusia dengan Al-Quran, pada hakikatnya kesalahan itu terletak pada metodologi tafsir maupun keterbatasan akal manusia saja. Sebagaimana yang terjadi akhir-akhir ini dalam ilmu biologi, yang selama lebih dari satu abad mayoritas umat manusia mempercayai adanya teori evolusi, teori asal mula kehidupan yang terjadi secara bertahap dan secara kebetulan, serta menafikkan adanya penciptaan. Akan tetapi, teori-teori yang salah ini akhirnya dapat dipatahkan oleh cendekiawan muslim, Harun Yahya, dengan sangat telak. Asal mula kehidupan tetap dengan adanya penciptaan dan kehendak Tuhan. Hal ini telah ditulis Harun Yahya dalam banyak karyanya. Dalam hal ini, Al-Quran selalu bersesuaian dengan ilmu pengetahuan, namun akal manusia belum menguasai ilmu-ilmu tersebut.
Diantara ayat-ayat Al-Quran yang mengandung isyarat ilmiah dan ilmu pengetahuan antara lain
1. Tentang Penciptaan
QS. Al-Qiyamah: 36 – 39, QS. An-Najm: 45 – 46, QS. Al-Waqi’ah: 58 – 59
2. Tentang Asal Mula Alam Semesta
QS. Al-Anbiya’:30, QS. Az-Dzariyaat:53
3. Tentang Gerakan Awan
QS. An-Nuur: 43
4. Tentang Ilmu Geologi
QS. An-Naml: 88
Dan masih banyak lagi ayat-ayat Al-Quran yang berbicara tentang ilmu pengetahuan, seperti tentang pengobatan dengan madu, tentang fotosintesis tumbuhan, ilmu kelautan, tentang kalender syamsiyah dan qomariyah, dan lain-lain.
Kesimpulan
Al-Quran bukanlah kitab sains murni, namun demikian Al-Quran tetap berfungsi sebagai kitab ilmu pengetahuan. Al-Quran mengajarkan kepada manusia untuk senantiasa menuntut ilmu, mengamalkannya, serta menularkannya kepada orang lain. Barangsiapa telah menunaikan hal tersebut, maka orang tersebut telah mendapatkan kebaikan yang banyak. Adapun beberapa ayat dalam Al-Quran yang mengisyaratkan tentang hal-hal ilmiah di alam semesta, hal tersebut merupakan mukjizat bayani bagi Al-Quran serta untuk menambah keimanan bagi orang yang beriman.

KEAJAIBAN AL_QUR'AN

Al Qur'an adalah firman Allah yang di dalamnya terkandung banyak sekali sisi keajaiban yang membuktikan fakta ini. Salah satunya adalah fakta bahwa sejumlah kebenaran ilmiah yang hanya mampu kita ungkap dengan teknologi abad ke-20 ternyata telah dinyatakan Al Qur'an sekitar 1400 tahun lalu. Tetapi, Al Qur'an tentu saja bukanlah kitab ilmu pengetahuan. Namun, dalam sejumlah ayatnya terdapat banyak fakta ilmiah yang dinyatakan secara sangat akurat dan benar yang baru dapat ditemukan dengan teknologi abad ke-20. Fakta-fakta ini belum dapat diketahui di masa Al Qur'an diwahyukan, dan ini semakin membuktikan bahwa Al Qur'an adalah firman Allah.
AL QUR'AN DAN ASTRONOMI
Banyak fakta, seperti penciptaan alam semesta dari ketiadaan, mengembangnya alam semesta, serta garis-garis edar planet di jagat raya, yang hanya mampu diketahui melalui astronomi modern, telah diberitakan dalam Al Qur'an sekitar 1400 tahun lalu.
AL QUR'AN DAN FISIKA
Tahukah Anda bahwa unsur besi pada awalnya terbentuk di bintang-bintang di luar angkasa, bahwa materi diciptakan berpasang-pasangan, dan bahwa waktu adalah suatu konsep yang relatif? Al Qur'an telah mengisyaratkan tentang semua fakta ilmiah ini.
AL QUR'AN DAN PLANET BUMI
Banyak fakta ilmiah, dari lapisan-lapisan atmosfir hingga fungsi geologis gunung, dari proses pembentukan hujan hingga struktur dunia bawah laut, dijelaskan dalam ayat-ayat Al Qur'an.
AL QUR'AN DAN BIOLOGI
Al Qur'an memaparkan perkembangan embrio manusia dalam rahim ibu melalui penjelasan yang benar-benar sesuai dengan penemuan embriologi modern.
INFORMASI MENGENAI PERISTIWA MASA DEPAN DALAM AL QUR'AN
Allah mengisahkan dalam Al Qur'an tentang sejumlah peristiwa penting yang akan terjadi di masa depan, dan berbagai peristiwa ini terjadi persis sebagaimana kisah tersebut.
PENGETAHUAN AL QUR'AN
Untuk meningkatkan pengetahuan Anda tentang Al Qur'an, Anda dapat mengunjungi, "Pengetahuan Al Qur'an" dan "Indeks Al Qur'an". Pada bagian ini, ayat-ayat Al Qur'an dikelompokkan menurut pokok bahasannya.







                                                  PENGETAHUAN AL-QUR'AN

Al Qur'an adalah kitab yang di dalamnya berisi berita yang kesemuanya terbukti benar. Fakta-fakta ilmiah serta berita mengenai peristiwa masa depan, yang tak mungkin dapat diketahui di masa itu, dinyatakan dalam ayat-ayatnya. Mustahil informasi ini dapat diketahui dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi masa itu. Ini merupakan bukti nyata bahwa Al Qur'an bukanlah perkataan manusia.
Al Qur'an adalah kalam Allah Yang Maha Kuasa, Pencipta segala sesuatu dari ketiadaan. Dialah Tuhan yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Dalam sebuah ayat, Allah menyatakan dalam Al Qur'an "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (Al Qur'an, 4:82) Tidak hanya kitab ini bebas dari segala pertentangan, akan tetapi setiap penggal informasi yang dikandung Al Qur'an semakin mengungkapkan keajaiban kitab suci ini hari demi hari.
Apa yang menjadi kewajiban manusia adalah untuk berpegang teguh pada kitab suci yang Allah turunkan ini, dan menerimanya sebagai satu-satunya petunjuk hidup. Dalam salah satu ayat, Allah menyeru kita:
"Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (Al Qur'an, 6:155)
Dalam beberapa ayat-Nya yang lain, Allah menegaskan:
"Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir." (Al Qur'an, 18:29)
"Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan, maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya." (Al Qur'an, 80:11-12)